Translate

Senin, 27 November 2017

Pengoobatan PARVOVIRUS (Muntaber Dogy) :)

Parvovirus mulai dikenal pada tahun 1978 dan hanya beberapa bulan saja telah menyebar ke seluruh dunia karena sangat menular, Diduga virus ini merupakan hasil mutasi virus panleukopenia pada kucing (penyebab penyakit distemper kucing). Itulah sebabnya saat belum ada vaksin untuk parvovirus,untuk sementara waktu anjing divaksinasi dengan vaksin distemper kucing.
Parvovirus menyerang anjing dari segala ras dan umur. Angka kematian akibat penyakit ini sangat tinggi karena hewan akan mengalami dehidrasi hebat akibat sering muntah dan mencret.

Gejala Dan Tanda
Gejala yang tampak dari serangan penyakit ini tergantung pada tipe virus yang menyerang. Ada dua tipe virus, yaitu parvovirus tipe jantung dan tipe pencernaan. Serangan parvovirus tipe alat pencernaan akan menunjukan gejala antara lain penderita akan menjadi sangat depresif, nyeri perut, serta selalu muntah dan mencret (terkadang dengan darah) yang baunya sangat busuk.
Sementara gejala akibat serangan parvovirus tipe jantung antara lain radang otot jantung (myocarditis) yang sangat fatal disertai timbunan cairan di dalam paru-paru yang disebut hydrotorax. Virus tipe ini akan menyebabkan kematian yang sangat cepat atau mendadak, terutama pada anjing umur 5-6 minggu.

Pengobatan
Pengobatan di arahkan pada upaya  untuk mengatasi dehidrasi dan mencegah infeksi sekunder. Oleh karena penderita selalu muntah dan mencret maka pengobatan lewat mulut tidak efektif dan tidak dapat dilakukan. Untuk itu dianjurkan agar penderita di rawat inap untuk mendapatkan perawatan intensif melalui infus makanan, obat, dan roboransia (vitamin dan mineral).

Pencegahan
   Pencegahan   terbaik adalah vaksinasi teratur. Vaksin  parvovirus telah lama beredar di Indonesia baik dalam kemasan monovalen (satu jenis vaksin) maupun polivalen (kombinasi beberapa  jenis vaksin). Sebaiknya anjing divaksinasi sejak umur 6, 8, 12, dan 16 minggu dengan vaksin monovalen kemudian di ulang setiap tahunnya dengan vaksin monovalen ataupun polivalen anjing yang divaksinasi umur 16 minggu sebaiknya diulang 4 minggu kemudian dan selanjutnya diulang setiap tahun. Namun, untuk menunggu anjing berumur 16 minggu sangatlah riskan karena frekuensi penularan virus ini sangat tinggi. Anjing yang mendapat  nutrisi berimbang bebas parasit dan memperhatikn kebersihan umum akan lebih tahan terhadap serangan penyakit.

Kesehatan Lingkungan
Parvovirus sangat tahan terhadap kondisi lingkungan, meskipun di luar tubuh virus ini dapat hidup di tanah beberapa bulan hingga setahun. Agar populasi virus cepat hilang, sebaiknya kandang dan peralatan didesinfeksi  berulang kali lalu dijemur desinfektan yang digunakn misalnya lysol, sublimat povidon kaporit atau formalin 1%. Desinfektan dapat dibeli bebas di apotek kecuali sublimat dan formalin 1% yang harus dengan resep dokter.  Bila ingin memelihara anjing lain setelah anjing sebelumnya menjadi korban parvovirus dianjurkan agar anjing sudah divaksinasi parvovirus sedikitnya dua minggu sebelum didatangkan, bahkan lebih baik lagi kalau sudah divaksinasi ulang.

 
 Gambar 1. anak anjing (puppies) yang terinfeksi parvovirus tampak lemas

Gambar 2. anak anjing (puppies) rentan terhadap virus parvovirus

Gambar 3. Hewan yang terinfeksi parvovirus perlu mendapatkan perawatan intensif (diinfus)

Terimakasih, kalo boleh ada saran untuk tulisannya =)



Related post :

Distemper anjing (dog distemper / canine distemper) :
http://klinikhewanhappiness.blogspot.com/2010/12/mewaspadai-penyakit-virus-yang.html

Adopsi anjing milik klien :
http://adopsianjingkita.blogspot.com/2013/02/adopsi-anjing-1.html

Komunitas pengadopsi kucing :
http://komunitaspengadopsikucing.blogspot.com/2012/07/kucing-kucing-yang-butuh-diadopsi.html


SURAT TANDA REGISTRASI VETERINER (STRV) NASIONAL  1.02.005901.04.2016.005825

SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER HEWAN NASIONAL PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) (Lulus) 1.02.2009.010615.04-16.04.2016/KDHI


Video 1. Pemeriksaan rusa di balaraja, Tangerang :)

Video 2. Pengobatan Kucing Bengal @ Klinik Hewan happiness Bandung :)


Video 3. Pengobatan dogy sky (anakan golden) :)



Terimakasih :)

Jumat, 31 Maret 2017

Kunjungan & Pemeriksaan Rusa di Ciumbuleuit 2017 :)

Tulisan tentang pengetahuan & teknik Budidaya Rusa :) :
http://agromudaperkasa.blogspot.co.id/2017/01/budidaya-rusa.html


Selamat pagi sahabat klinik hewan happiness :) Lama tak bersua

Sudah 7 tahun tim klinik hewan happiness melakukan kunjungan dari tahun 2010. Setiap seminggu sekali qta berkunjung, melakukan pemeriksaan, pengobatan rusa di jalan neglasari ciumbuleuit

Rusa sudah beranak pinak, dari 3 ekor, menjadi 5 ekor, sekarang 7 ekor. Rusa yang dipelihara jenis Rusa Totol (Axis Axis), Rusa jenis ini boleh dikembangbiakan di Indonesia (bukan hewan dilindungi) :). Umumnya berkembang biak pada bulan Juni sampai September, dan masa kehamilan 9 bulan (seperti manusia Ya :).
Umur berkembang biak pertama (Minimum breeding age) adalah 1,5 tahun dan Maksimum breeding age 9 -12 tahun. Lama menyusui anak rusa 2- 3 bulan dan paling lambat 5 bulan. Jumlah anak yang dilahirkan terdiri atas 1- 2 ekor namun pada umumnya 1 ekor

Semoga bermanfaat :)

Video 1. kunungan & pemeriksaan rusa di ciumbuleuit :)

Video 2. Pengobatan mimisan pada kucing :)

Terimakasih

Semoga bermanfaat :)


Selamat Paskah Temen Temen yang Merayakan :)


Minggu, 22 Januari 2017

Pengobatan Kuda :)

Penyakit merupakan salah satu faktor penyebab yang menurunkan populasi ternak kuda di Indonesia, dalam upaya peningkatan populasi kuda di Indonesia maka perlu dilakukan penerapan manajemen kesehatan pada setiap peternakan kuda. Manajemen kesehatan hewan adalah program penjagaan peternakan dari bahaya penyakit ternak serta faktor-faktor yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada ternak, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Faktor keberhasilan penerapan manajemen kesehatan hewan adalah dengan teknik dan metode pemeriksaan secara individual, seperti pemeriksaan klinis. Hasil pemeriksaan klinis dapat menentukan diagnosa suatu penyakit dan terapi yang tepat.

Secara umum, penyakit adalah gangguan kesehatan. Ditinjau dari asalnya, penyakit dapat di kelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh non-infeksi. Penyakit karena infeksi dapat disebabkan oleh adanya bakteri, virus dan jamur. Sementara itu, penyakit karena non-infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh keadaan tubuh itu sendiri, seperti alergi dan ketidak seimbangan hormon. 



Berikut ini adalah macam-macam penyakit yang sering menyerang ternak kuda:
1. Cacingan 
Cacing gelang atau cacing putih (Ascarids) adalah cacing yang hidup pada usus halus dan merupakan parasit terbesar dalam usus tetapi cacing ini tidak menyebabkan kerusakan pada usus. Salah satu jenis cacing gelang yang sering menyerang kuda adalah Parascaris Equorum.

Gejala yang ditimbulkan adalah kondisi kuda tidak tangkas dan mudah lelah, bulu kasar, sering terjadi gangguan pencernaan menumpuk pada usus halus sehingga kuda kelihatan seperti kolik, dan cacing sewaktu-waktu bisa mengganggu hati dan paru-paru.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, menempatkan kuda belo pada kandang atau lapangan rumput yang bersih, mengumpulkan kotoran pada tempat yang disediakan, serta menyediakan air yang bersih dan segar.

Pemeriksaan telur cacing pada feses anak kuda akan menunjukkan negatif sampai umur tiga bulan sehingga pengobatan akan dilakukan pada saat anak kuda mulai mengkomsumsi rumput dan konsentrat.

Pengobatan dianjurkan menggunakan karbon disulphida atau bisulphida. Obat cacing harus diberikan secara teratur walaupun belum menimbulkan gejala, bila gejala sudah muncul berarti kerusakan pada jaringan tubuh sudah terjadi.

2. Diare 
Diare merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi pada alat pencernaan. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif menyebabkan kondisi tubuh menurun, dan suhu tubuh meningkat.

Penyebab diare yang lain adalah alas kandang yang basah dan kontaminasi feses. Diare menimbulkan gejala berupa feses encer, pinggul berlumuran kotoran, kondisi tubuh menurun, lemah, dan kehilangan selera makan. 
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan, mengurangi pakan yang mengandung kadar lemak tinggi dan meningkatkan kandungan serat kasar pada induk, untuk kuda belo pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi menyusu, yaitu menyusu secara selang-seling. Diare pada anak kuda memerlukan perhatian khusus, seperti pencucian pinggul dengan air hangat yang diikuti dengan mengolesi minyak agar tidak lecet dan iritasi.

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sulfaguanidin dan norit dengan perbandingan 1:4 untuk setiap 40 kg berat badan.

3. Influenza 
Merupakan penyakit pernafasan yang mirip dengan flu pada manusia dan disebabkan oleh salah satu dari delapan virus yang berbeda, yaitu: H2N2, H3N2, H3N2, H7N7, H9N2, H7N2, H7N3, H10N7. 
Gejalanya adalah batuk, mengeluarkan sengau dan terjadinya peningkatan temperatur yang cepat, bisa mencapai 106oF dan berlangsung selama 2-10 hari. Kuda yang terserang dianjurkan istirahat total paling tidak 30 hari. Tersedia vaksin untuk dua jenis virus guna menciptakan immunitas/ kekebalan tubuh. Pengobatan oleh dokter hewan meliputi penggunaan obat-obat antibotik dan sulfa.

Kuda yang paling peka terhadap penularan penyakit ini adalah anak kuda, terutama yang baru lahir karena kekebalan tubuh mereka cendrung rendah, apalagi anak kuda yang mendapat susu buatan. Seekor kuda yang terserang influenza harus beristirahat agar tidak bertambah parah. Peyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dan melalui udara. Lebih banyak menyerang pada anak kuda berumur setahun atau dua tahun.

Gejala utamanya adalah demam dengan suhu 
39,5oC - 41,5oC, mata dan hidung berair, stress, pernafasan cepat, batuk yang keras, kelopak mata berwarna pink kekuningan. Pada tahap yang lebih berat akan terjadi pembengkakan pada kelanjar pangkal tenggorokan (submaxillary lymph), temperatur tubuh yang tidak stabil, hidung mengeluarkan ingus,susah bernafas.

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi secara berkala. Kekebalan yang di dapat dengan vaksinasi biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek (sekitar 3–4 bulan) dibandingkan dengan kekebalan yang didapat secara alami. Kuda sebaiknya diberi vaksin mulai umur 8–9 bulan. Dilanjutkan setiap 3 bulan sampai berumur 3 tahun. Kekebalan alami dan pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan yang baik dan menjauhkan kuda dari keadaan stress.jika suhu tubuh terus meningkat, sebaiknya disuntik antibiotik untuk mencegah terjadinya serangan lebih lanjut oleh bakteri yang dapat menyebabkan pneumunia. Pemeliharaan yang baik; menjaga kebersihan makanan, minuman, peralatan dan lingkungan juga dapat menghambat penyebaran influenza terhadap kuda.


4. Kolik 
Gangguan pencernaan ini disebabkan oleh makanan yang berlebihan, minuman berlebihan pada waktu panas, makanan berjamur dan bahkan oleh infestasi cacing gelang. Usus terhalang atau terjepit, dapat menimbulkan rasa sakit, sedangkan kuda sangat sensitif.

Tanda–tandanya adalah bergerak terus menerus, kesakitan, berkeringat, berguling guling dan tentu saja adanya rasa tidak nyaman. Berguling–guling yang menyebabkan terbelitnya usus, merupakan hal yang fatal. Kuda sebaiknya di ikat supaya tidak berguling-guling. Tanda–tanda lainnya adalah bibir menggulung dan kuda menolak untuk makan.

Pengobatannya adalah denggan mengajak kuda berjalan–jalan sampai dokter hewan datang. Minyak mineral sering kali di berikan melalui pipa masuk ke lambung (stomach tube) untuk menghilangkan pemadatan.

Kuda yang mengalami kolik akan merasakan tidak nyaman pada bagian perut maka kuda sering melihat kebagian perut dan menggigit bagian flank. Kuda juga cenderung gelisah serta bangun dan tidur sambil menggaruk–garuk lantai.

Pencegahan yang dapat di lakukan yaitu dengan memberikan pakan yang teratur dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Pemberian laxative, analgesic, sedative, obat spasmolityc, cairan terapi, pengontrolan, pemeliharaan gigi dan manajemen pemeliharaan yang baik.

Sumber:
Blakely, J and D.H.Bade. 1991. Ilmu peternakan(terjemahan). Edisi ke -4. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.
etd.repository.ugm.ac.id
Maswarni; Nofiar, R. 2014. Kuda: Manajemen Pemeliharaan dan Pengembangbiakan . Jakarta Timur: Penerbit Swadaya.

Semoga artikel tentang Penyakit Yang Sering Menyerang Ternak Kuda ini dapat menambah pengetahuan ataupun wawasan kita semua.



Gambar 1 & 2 Teknk pengobatan kuda & obat obatan pada kuda :)

Semoga bermanfaat :)

Ditunggu masukan nya :)

Terimakasih